35 Karya Finalis FINNA Art of The Year 2025 Dipamerkan di Orasis Art Space Surabaya

Setelah melalui perjalanan panjang sejak pembukaan di Jakarta pada Mei lalu, ajang FINNA Art of The Year 2025 akhirnya mencapai puncaknya. Sebanyak 35 karya finalis dari seluruh Indonesia resmi dipamerkan di Orasis Art Space, Surabaya, mulai 27 September hingga 16 November 2025.

Kompetisi yang digagas oleh PT Sekar Laut Tbk (FINNA) bersama Orasis Art Space ini menjadi langkah baru perusahaan kuliner asal Sidoarjo itu dalam merangkul dunia seni rupa dan desain. Program ini merupakan bagian dari rangkaian menuju ulang tahun ke-50 PT Sekar Laut Tbk pada Juli 2026.

Ajang Seni yang Menyatukan Industri dan Kreativitas

General Manager PT Sekar Laut Tbk, Welliam Cung, mengatakan bahwa FINNA Art of The Year merupakan bentuk kontribusi perusahaan terhadap komunitas seni, khususnya di Jawa Timur.

“FINNA lahir dan tumbuh di sini berkat dukungan masyarakat dan karyawan lokal. Karena itu, kami ingin memberi kembali lewat seni — bidang yang selama ini kurang mendapat perhatian di Jawa Timur,” ujar Welliam.

Ia menambahkan, ajang ini diharapkan memicu munculnya lebih banyak ruang bagi seniman muda di luar Jakarta dan Bali. “Kami ingin Surabaya juga menjadi pusat seni yang berkembang,” katanya.

Kompetisi dan Pameran

Dari ratusan peserta yang mendaftar sejak Mei hingga Juli 2025, sebanyak 35 karya terpilih melalui proses kurasi ketat untuk dipamerkan di Orasis. Kompetisi ini terbagi dalam dua kategori: Art Prize Competition dan Design Illustration Competition, dengan total hadiah senilai Rp155 juta.

Pada kategori Art Prize, Eme meraih Official Selection Winner melalui karya expanded painting yang memadukan teknik stippling dan elemen stainless steel. Sedangkan Vionetta Wianta memperoleh Honorary Mention lewat karya video berdurasi tujuh menit berjudul Almost a Memory (2025) yang mengeksplorasi relasi manusia dan teknologi.

Di kategori desain, Bima Setyo Aji (Banyuwangi) keluar sebagai pemenang Gold Brush, disusul Luthfiyyah Hafizhah (Pasuruan) untuk Silver Brush, dan Tyagita Putri Hapsari (Jakarta) untuk Bronze Brush.

Para juri yang terlibat merupakan gabungan dari seniman dan pelaku industri: Asmudjo Jono Irianto, Bob Edrian, dan Elizabeth Y. Yuliawati untuk Art Prize; sementara Muklay, Bethania Brigitta, dan Welly Gunawan untuk kategori desain.

Seni Sebagai Ruang Pertemuan Baru

Kurator Bob Edrian menilai kompetisi ini membuka peluang besar bagi seniman muda untuk dikenal lebih luas. Dari 357 karya yang masuk, mayoritas berupa lukisan dan karya media baru.

“Kriteria utama kami adalah keterkaitan antara konsep dan medium, serta bagaimana karya itu dihadirkan di ruang pamer,” ujarnya.
Ia menambahkan, ajang ini juga berfungsi sebagai ruang talent scouting bagi kurator dan pelaku seni. “Banyak seniman muda potensial berasal dari luar Jakarta dan Bali. Kolaborasi dengan sektor swasta seperti FINNA menjadi penting untuk memperkuat ekosistem seni,” katanya.

Pengalaman Pameran yang Interaktif

Selain memamerkan karya, pengunjung juga dapat menikmati berbagai aktivitas di Orasis Art Space, mulai dari Art Station Eksplorasa—lokakarya stempel berbasis bahan makanan kering Nusantara—hingga tur berpemandu, program anak, dan fasilitas akses inklusif. Tiket kunjungan mencakup welcome drink dari Eiji Coffee, gift bag dari FINNA Food, dan voucher belanja di Corner by Orasis.

Pameran buka setiap hari pukul 11.00–18.00 WIB (kecuali Senin), dan dapat dikunjungi melalui reservasi di www.orasis.art.

Melalui ajang ini, FINNA berupaya menunjukkan bahwa kontribusi terhadap budaya tidak harus berhenti di dapur, melainkan juga bisa hidup di ruang galeri—menyatukan cita rasa dan karya rupa dalam satu panggung yang sama.

Ikuti Kami :

Scroll to Top